Suara.com - Mantan Kabareskrim Polri, Komjen Purn Ito Sumardi merespons pernyataan pengacara Kamaruddin Simanjuntak yang menyebut Polri mengabdi kepada negara hanya seminggu dan sisanya kepada mafia. Pernyataan Kamaruddin tersebut dinilainya menggambarkan sebagai seorang yang tidak berintelektual.
"Itu pernyataan menggambarkan yang bersangkutan mulut dan pikirannya sangat tidak akademis dan sangat tidak etis," kata Ito kepada wartawan, Rabu (14/12/2022).
Di sisi lain, Ito menilai ada konsekuensi hukum di balik pernyataan Kamaruddin tersebut. Terlebih, pernyataannya yang menyebut Polri mengabdi kepada mafia itu disampaikan di ruang publik.
"Tentunya, ada konsekuensi hukum terhadap yang bersangkutan dengan ucapan yang disebarkan melalui media dan di publik," ujarnya.
Diminta Sertakan Data
Sebelumnya, Komisioner Kompolnas Poengky Indarti juga meminta Kamaruddin menunjukan data terkait pernyataannya yang menyebut polisi mengabdi ke mafia. Sebab, jika pernyataan tersebut tidak disertai data yang valid menurutnya berpotensi menyesatkan publik.
"Jangan sampai hanya menggunakan haknya berbicara tanpa didukung tanggungjawab untuk menyajikan disertai data-data yang valid, karena hal tersebut justru menyesatkan publik," kata Poengky kepada wartawan, Selasa (13/12).
Poengky sendiri tak memungkiri masih ada anggota polisi yang bermasalah dengan hukum. Namun menurutnya ada konsekuensi yang akan diberikan terhadap anggota bermasalah tersebut.
"Di institusi Polri sudah ada reward and punishment," ujarnya.
Baca Juga: Soal Polisi Mengabdi ke Mafia, Kompolnas Minta Kamaruddin Simanjuntak Sediakan Data
Polri Mengabdi ke Mafia
Pernyataan sensasional ini sebelumnya disampaikan Kamaruddin saat menjadi bintang tamu di akun YouTube Uya Kuya TV pada Jumat 9 Desember lalu.
Ketika itu, kuasa hukum keluarga Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat tersebut menyebut bahwa polisi di Indonesia rata-rata mengabdi kepada negara hanya seminggu. Setelah itu, menurutnya mereka akan mengabdi kepada para mafia.
Kamaruddin juga memberikan pengakuan bahwa ia kerap kali menemukan aparatur negara yang mempunyai harta puluhan miliar hingga triliunan. Dia meyakini harta sebesar itu tidak mungkin diperoleh jika bukan dari para mafia melalui bisnis hitam.